Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan perlunya perubahan mendasar dalam
menata Pemilu 2014 ini, pasalnya pemilu dengan sistem proposional
terbuka bukan semakin baik, sebaliknya semakin runyam. Akibat sistem
proposional terbuka tersebut marak politik uang yang dilakukan para
pengusahan atau anak pejabat.
“Jadi bagaimana pun kita kembali ke nomor urut, saya tidak tahu pada 2008, para media cetak ingin suara terbanyak, dan bahkan Mahfud MD terpengaruh dengan suara terbanyak. Namun masyarakat Inbdonesia belum siap untuk menghadapi Pemilu proposional terbuka tersebut,“ kata politisi PKS, Anshori Siregar, di Jakarta, Sabtu (10/5).
Buktinya, lanjut Anshori, calon legislatif yang duduk di DPR RI atau DPRD bukan karena kualitas atau kapasitas namun karena mereka memiliki uang untuk digunakan mendulang suara, namun setelah para caleg tajir itu lolos tidak bisa berbuat apa-apa, sebaliknya lebih banyak bolos sebagai anggota parlemen.
Dia mengatakan, seharusnya demokrasi Indonesia semakin tahun semakin dewasa, namun kenyataannya hal itu tidak terwujud, sebaliknya terjebak dengan politik uang.[jaringnews]
“Jadi bagaimana pun kita kembali ke nomor urut, saya tidak tahu pada 2008, para media cetak ingin suara terbanyak, dan bahkan Mahfud MD terpengaruh dengan suara terbanyak. Namun masyarakat Inbdonesia belum siap untuk menghadapi Pemilu proposional terbuka tersebut,“ kata politisi PKS, Anshori Siregar, di Jakarta, Sabtu (10/5).
Buktinya, lanjut Anshori, calon legislatif yang duduk di DPR RI atau DPRD bukan karena kualitas atau kapasitas namun karena mereka memiliki uang untuk digunakan mendulang suara, namun setelah para caleg tajir itu lolos tidak bisa berbuat apa-apa, sebaliknya lebih banyak bolos sebagai anggota parlemen.
Dia mengatakan, seharusnya demokrasi Indonesia semakin tahun semakin dewasa, namun kenyataannya hal itu tidak terwujud, sebaliknya terjebak dengan politik uang.[jaringnews]

Komentar
Posting Komentar