MALANG - Ditunjuknya mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD,
sebagai ketua tim sukses pasangan bakal calon presiden dan bakal wakil
presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dinilai akan berpengaruh besar
terhadap suara dari warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur.
Diperkirakan, 70 persen suara Nahdliyin akan mengalir untuk pasangan
Prabowo-Hatta. Pandangan ini diungkapkan pengamat politik dari
Universitas Brawijaya Malang, Bambang Dwi Prasetyo, Rabu (21/5/2014).
"Hal itu dilihat dari kultur masyarakat di Jawa Timur yang mayoritas
warga Nahdliyin karena, secara pribadi, pasangan Prabowo-Hatta didukung
oleh Mahfud MD, Rhoma Irama, KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU), dan
dikabarkan juga KH Hasyim Muzadi sudah mendukung Prabowo-Hatta," kata
Bambang.
Hal itu tak hanya terkait dukungan pasif dari para tokoh NU tersebut,
tetapi dilakukan dengan turun langsung menemui para kiai NU.
"Mahfud sudah keliling menemui para kiai di Jatim. Dari itu, warga Nahdliyin akan 70 persen di Prabowo-Hatta," kata dia.
Dosen pascasarjana ilmu politik dan ilmu komunikasi itu memandang, di
mata para Nahdliyin, pilpres berbeda dengan pileg. "Pada pileg, sosok
yang dipilih akan lebih pada ideologi, sosoknya, programnya, partai yang
mengusungnya. Soal sosok presiden, warga Nahdliyin akan ikut pada
kiai," kata dia.
Sosok Mahfud MD dikenal bukan hanya karena tokoh NU, melainkan juga
karena sosok individunya memiliki pengaruh luar biasa di Jawa Timur.
"Terutama di wilayah Madura. Saya yakin, warga Madura akan ikut Mahfud
MD dan Rhoma Irama," kata Bambang.
Bambang juga menilai, jika diadu dengan kekuatan Mahfud MD, KH Said Aqil
Siroj, Rhoma Irama, dan KH Hasyim Muzadi, warga Nahdliyin tak akan ikut
PKB mendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pengaruh Khofifah Indar Parawansa yang menjadi juru bicara pasangan Joko
Widodo-Jusuf Kalla akan berpengaruh di tingkat Muslimat, tetapi tidak
signifikan. "Berbeda saat mendukung dia di calon gubernur Jatim,"
ujarnya.
Mengenai sosok Jusuf Kalla di mata warga Nahdliyin Jawa Timur, Bambang
juga menilainya tak terlalu signifikan. "Malah kalau dengan Jokowi. JK
hanya besar suaranya di Makassar. Walau dia dari NU, di Jatim, masih
kalah ke Mahfud MD," katanya.
Bambang menambahkan, Mahfud MD memilih ke Prabowo-Hatta karena keputusan
PKB yang dinilai kurang mengakomodasi aspirasi dan masukan para kiai
NU, yang banyak mendukung PKB saat pileg.
"Koalisi PKB ke PDI-P itu saya lihat bukan keputusan sistemik, melainkan
hanya keputusan elite di PKB. Karenanya, PKB tak bisa membawa Mahfud MD
mendukung Jokowi-JK. Sangat merugikan PDI-P," ungkap Bambang. (KOMPAS)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to ""Mahfud Effect", 70 Persen Suara Warga NU Mengalir ke Prabowo "
Posting Komentar