Gubernur Ahmad Heryawan menyatakan kebanggaannya terhadap peran para
petani dan para penyuluh pertanian yang atas peran dan kinerja dalam
menciptakan ketahanan pangan di Jawa Barat sehingga Jawa Barat
menyumbang 30% atas kebutuhan beras nasional. Oleh karena itu, pantas
bahwa para petani dan penyuluh itu disebut sebagai pahlawan-pahlawan
ketahanan pangan nasional, ujar gubernur saat memberikan arahan kepada
sekitar 500 Anggota Kelompok Tani dan Nelayan Andalan se-Jawa Barat,
Senin (12/5) di Lapangan SMK Pertanian Tanjung Sari Sumedang.
Gubernur menegaskan, “saya setuju ada pengurangan subsidi untuk BBM
dan saya setuju ada pengurangan subsidi untuk PLN”, hanya saja
pengurangan subsidi tersebut dialihkan untuk subsidi bagi pelaksanaan
ketahanan pangan. Penegasan gubernur tersebut sangat beralasan mengingat
ketahanan pangan menjadi hal yang utama dan kesejahteraan petani
menjadi tujuan pokok pembangunan pertanian selain terciptanya ketahanan
pangan.
Selanjutnya Gubernur menilai, bahwa para petani Jawa Barat memiliki
ranking pertama secara nasional. Penilaian gubernur itu sangat berlasan,
mengingat jumlah hektar sawahnya hanya 925 ribu hektar lebih kecil bila
dibandingkan provinsi lainnya seperti Jateng yang 1,1 juta hektar dan
dan Jatim 1,2 juta hektar, tapi produktivitasnya tinggi, sehingga masih
menjadi penghasil beras tertinggi secara nasional.
“Produksi tinggi dan produktifitasnyapun tertinggi”, jelasnya. “Kita
menghasilkan beras sebanyak 5,8 ton per hektar, sedangkan nasional hanya
5,1 ton/hektar, tambahnya.
Hal lainnya yang menjadi para petani Jawa Barat dinilai gubernur
berperingkat tinggi, yaitu bahwa para petani Jawa Barat telah
menggunakan system jarwo atau jajar legowo dalam menanam padi, jelas
gubernur. [hs/pksciktim]
0 Response to "Dipimpin Aher, Jabar Menjadi Penghasil Beras Tertinggi Secara Nasional"
Posting Komentar