Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menembus
badai sudah biasa
Once upon a time, 5 buah phinisi
(baca : Dapil) mendapat mandat untuk melaut.
Oh ya, phinisi adalah kapal asli
buatan pelaut sulawesi. Indonesia
dikenal memiliki pelaut-pelaut ulung terutama dari sulawesi. Mungkin tidak
sehebat pelaut-pelaut eropa seperti Colombus dan lainnya, tapi di kalangan
pelaut, phinisi sudah dikenal.
Lanjut ya, Setiap phinisi idealnya di
pimpin oleh 10 comander (Baca : Caleg). Bisa kurang juga sih, tapi tidak ideal.
Mungkin kayak main bola. Harusnya
sebelas kan. Tapi kalo ada yang kena kartu merah terpaksa main dengan sisa
pemain.
Dari 5 phinisi yang siap berangkat,
phinisi ke-5 ternyata hanya dipimpin oleh 7 comander. Gak tau kenapa.
Singkat cerita berangkatlah kelima
phinisi ini, angin, ombak bahkan perompak di Laut Merah pun menghadang. Tidak
ada yang tidak basah, Tidak ada yang tidak dingin, Tidak ada yang tidak
terluka. Derajatnya saja yang berbeda-beda.
Di akhir cerita, 4 buah phinisi
berhasil mencapai pelabuhan, malang phinisi ke-5 karam.
Saya terus berfikir kenapa phinisi
ke-5 ini sampai karam, bahkan sampai tidak bisa tidur. Dan berkesimpulan, lain
waktu kalo phinisinya kurang komander saya merekomendasikan untuk tidak
berlayar.
Tulisan selanjutnya tentang
perjuangan para comander. Stay Tuned. (M41/@pksmajalengka_)
0 Response to "Ekspedisi 5 Phinisi Putih di Laut Merah"
Posting Komentar