Diantara 11 caleg PKS Jawa Barat yang lolos ke Senayan ada sosok yang sangat bersahaja. Beliau adalah ustadz TB Soenmandjaja Roekmandis.
Sosok bersahaja dan bergaya hidup sederhana ini kembali dipilih
masyarakat Jawa Barat mewakilinya di Gedung DPR Senayan Jakarta. Beliau
merupakan anggota DPR RI periode 2009-2014 yang kembali terpilih pada
pemilu leglislatif 9 April 2014 mewakili daerah pemilihan Jawa Barat V
(Kabupaten Bogor).
Berikut kisah diantara kesederhanaan seorang Soenmandjaja yang juga
menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS di MPR RI periode 2009-2014:
***
Tak semua anggota DPR hidup glamor. Salah satu anggota DPR yang dikenal
hidup sederhana dan bersaja adalah TB Soenmandjaja. Anggota Komisi II
dari Fraksi PKS ini tidak canggung menggunakan angkutan saat pulang dan
pergi kerja ke gedung DPR di Senayan. Bukan Bentley seharga 7 Miliyar,
tapi angkot.
Soenmandjaja sudah jadi anggota DPR sejak 1999. Dengan gaji yang
diterima tiap bulannya, dia mengaku sudah sangat cukup. Saat ini
sebenarnya dua punya dua mobil, Toyota Rush dan Suzuki APV. Namun untuk
pergi kerja, dia lebih senang angkutan umum.
"Rumah saya di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Setiap berangkat, saya
jalan kaki dulu ke tempat angkot ngetem, kemudian disambung naik kereta
ke stasiun Karet. Dari Karet, saya naik Kopaja 608 lalu turun di depan
gedung DPR," tuturnya kepada wartawan.
Kenapa memilih naik angkutan umum? Soenmandjaja mengatakan, anggota DPR
beda dengan pengusaha. Dia jadi anggota DPR karena ada orang yang mau
memilihnya. Karena itu, sebisa mungkin dia menghargai para pemilihnya
dengan hidup sederhana.
Soenmandjaja mengaku sesekali dirinya juga memang pakai kendaraan
pribadi ke DPR. Tapi, itu dilakukan hanya saat dia harus membawa berkas
banyak atau saat kerjaan di DPR sangat padat. "Kalau dihitung, tidak
satu bulan sekali saya pakai kendaraan pribadi," katanya.
Baginya, naik kendaraan umum lebih enak. Sebab, di dalam kendaraan umum
semacam kereta, dia bisa ketemu dengan banyak orang. Bisa diskusi dan
bisa menyerap aspirasi. Karena itu, dia mengajak koleganya di DPR untuk
sesekali mencoba menggunakan kendaraan umum. "Anggota DPR memang
sepantasnya membatasi diri. Walau mampu, ya sebisa mungkin agar tetap
sederhana. Sebab, jabatan DPR beda dengan pengusaha. DPR itu dipilih
rakyat," tuturnya. (islamedia)
***
Tampil Sederhana ke Senayan, Ketua FPKS Ikut Digeledah Pamdal
Tak semua anggota DPR/MPR/DPD tampil perlente. Sialnya, bagi yang tampil
bersahaja biasanya "kurang dianggap" ketimbang mereka yang tampil
glamor.
Pengalaman tak mengenakkan ini dialami oleh Ketua Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS) di MPR, TB Soenmandjaja Roekmandis. Karena
penampilannya yang sederhana—ke mana-mana lebih suka jalan kaki atau
naik commuter line dari rumahnya di Bogor menuju kantornya di gedung
DPR—Soenmandjaja pun memiliki banyak kejadian tak mengenakkan ketika
berhubungan dengan pengamanan dalam (Pamdal) DPR.
Saat berjalan kaki menuju pintu depan gedung DPR, ia sempat digeledah
oleh Pamdal. Saat itu, Pamdal langsung menggeledah tas ransel yang
dibawanya. Padahal, ia telah menyerahkan kartu identitas anggota DPR.
"Saat Pamdal membaca bahwa saya anggota DPR, ia langsung memberi
hormat," tutur Kang Soenman, panggilan akrabnya.
Saat ia akan keluar dari gedung DPR melalui pintu belakang, ia dikejar
Pamdal karena curiga. Saat ia memberikan kartu identitas, Pamdal tidak
percaya. Bahkan, Soenman dibawa ke kantor Pamdal. "Saya langsung bilang
siapa komandan kamu, baca dulu kartu identitas saya, akhirnya mereka
minta maaf," tuturnya.
[Bagi Kang Soenman, naik kereta api dan jalan kaki itu pilihan. (Foto:
web)] Di lain waktu, ia juga ditanya Pamdal ingin bertemu siapa. Ketika
mengetahui, Soenman anggota DPR, Pamdal tersebut malah bertanya mengapa
ia memilih jalan kaki ke DPR. "Saya bilang itu pilihan," katanya.
Mengenai gaya hidup glamour politisi Senayan, ia tidak berpikiran
negatif. Soenman mengatakan, banyak anggota DPR yang berpenghasilan di
atas rata-rata sebelum terpilih. Sehingga untuk menaiki angkutan umum
itu hanya pilihan. "Rumah saya juga tidak pakai AC dan anak-anak saya
pakai angkutan umum kalau ke sekolah," tuturnya.
Ia menyarankan kepada pemerintah mengenai kereta api agar sepadan rel
kereta api terbebas dari tempat tinggal dan tempat bisnis. Hal itu
dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan. Sementara untuk moda
transportasi umum perlu dilakukan pengendalian jumlah kendaraan. Lalu
transportasi umum yang nyaman serta bersinergi antarjenis angkutan
massal. "Ketepatan waktu angkutan umum yang harus diperhatikan,"
katanya. [tri/nonblok.com]
*follow ustadz @sunmandis on twitter
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Aleg PKS yang Biasa Naik Angkot dan KRL ini Kembali Terpilih ke Senayan "
Posting Komentar