KH. Muhammad Al Khaththath
Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI)
@malkhaththath
Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Islam terbesar di Indonesia saat ini sedang mengalami cobaan paling berat justru ketika memasuki usianya ke 15 tahun. Betapa tidak, pasca ditetapkannya mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq sebagai tersangka oleh KPK, berbagai deraan terus menghantuinya. Semua itu biang keroknya adalah Ahmad Fathanah, sohib Luthfi ketika sama-sama menuntut ilmu di Madinah.
Tidak menutup kemungkinan masuknya Fathanah ke lingkaran
dalam elite PKS adalah hasil dari operasi intelijen yang dirancang sangat rapi,
terencana, strategis dan sistematis. Tujuannya adalah untuk mengobok-obok
partai dakwah itu sehingga menjauhkan umat Islam darinya pada Pemilu 2014.
Namun seandainya para pemimpin PKS sejak awal sudah menyadarinya dan melakukan
‘taubatan nasuha’ sehingga menjauhkannya dari hubbud dunya, maka ‘operasi
intelijen’ itu pasti akan mengalami kegagalan total, sebagimana yang sering
dialami partai AKP di Turki dan Ikhwanul Muslimin di Mesir. Terbukti
akhirnya kedua Partai Islam itu sekarang memimpin pemerintahan di Ankara dan
Kairo. Padahal sejak semula PKS selalu mempersonifikasikan dirinya sebagai
‘reinkarnasi’ dari AKP dan Ikhwanul Muslimin di Indonesia.
Apakah para petinggi PKS sekarang mampu menghadang badai
dahsyat yang sedang menerjang partainya, atau sebaliknya malah
diporakporandakan badai “tornado” yang sedang menggulungnya, sehingga PKS hanya
akan menjadi secuil cacatan sejarah dalam kamus perpolitikan di Indonesia ?
Berikut ini wawancara Tabloid Suara Islam dengan Sekjen Forum Umat Islam (FUI) KH Muhammad Al Khaththath seputar krisis yang menerjang PKS dan
bagaimana solusi terbaiknya demi perjuangan politik umat Islam di
Indonesia.
Mengapa terjadi double standard oleh KPK ketika
menangani kasus korupsi Partai Demokrat dan PKS, dimana terjadi perbedaan
perlakuan antara Anas dan Andi dengan Luthfi Hasan Ishaq ?
Ya, terasa sekali perbedaan itu. LHI langsung ditangkap dan
dijebloskan ke tahanan, sedangkan Anas dan Andi sampai hari ini tidak pernah
ditahan. Lebih-lebih pengungkapan KPK terhadap kasus LHI ini melibatkan para
wanita yang diberi uang oleh Ahmad Fathanah, padahal bukan diberi oleh LHI dari
hasil korupsi. Dan kasus LHI ini menurut Prof Romli masih belum jelas, karena
dia bukan pejabat yang berwenang atas kuota impor, dan peningkatan kuota impor
akibat suap tidak terjadi karena Mentan Suswono menolak permintaan tambahan
kuota itu.Belum jelas masalahnya, tapi pembunuhan karakter LHI dengan
menghubung-hubungkan dengan sejumlah wanita cantik sungguh kelihatan sekali
permainannya.
Apakah karena Partai Demokrat sebagai partai penguasa
sedangkan PKS sebagai Partai Islam?
Itu sangat mungkin, sebab waktu SBY menggusur Anas pun juga
menyebut indikasi karena dia HMI. Dan waktu mengangkat Roy Surya sebagai
Menpora karena bukan HMI. Jadi ada semacam Islamophobia dalam hal ini. Indikasi
adanya Islamophobia juga bisa kita lihat dengan tuduhan bahwa PKS punya
hidden agenda untuk menegakkan syariah. Bahkan sewaktu HNW terpilih sebagai
ketua MPR, ada yang interupsi yang menanyakan apakah dia akan menerapkan
syariah. Tentu pertanyaan itu wujud kebencian, dan apa yang mereka sembunyikan
lebih besar lagi.
Mengapa pimpinan KPK kebal dari tuntutan hukum dengan dalih
sedang menjalankan tugas negara ?
Sebenarnya di negeri ini tidak ada yang kebal hukum. Namun
kadang penegak hukum masih melihat kekuasaan dan opini berpihak kemana.
Menghukum bahkan cuma mengkritik KPK hari ini akan dianggap negatif. Padahal
KPK bukan malaikat. KPK bahkan berasal dari lembaga-lembaga yang selama ini
korup. Ingat kasus Bibit Chandra yang ditangkap polisi karena diduga menerima
suap 5 milyar tahun 2010. Berkat berita pers yang memihak Bibit dan Chandra,
simpati masyarakat pun tertuju kepada keduanya. Mereka seolah-olah sengaja
dizalimi polisi karena persaingan KPK dengan polisi. Presiden SBY pun turun
tangan dengan membentuk Tim 8 yang dipimpin pengacara senior dan tokoh LSM
Adnan Buyung Nasution. Akhirnya, Kejaksaan Agung mendeponir perkara itu dan
kedua tokoh KPK itu melenggang keluar dari rumah tahanan polisi di Kelapa Dua,
Depok, Jawa Barat.
Mestinya kasus Bibit dan Chandra dibiarkan diselesaikan di
pengadilan. Dengan demikian akan diketahui kebenaran tuduhan suap Rp 5 milyar
itu. Kalau tuduhan itu hanya rekayasa polisi toh akan terbongkar dengan jelas
di pengadilan. Masyarakat tak boleh dicekoki dengan mitos dan khayalan bahwa
semua aparat KPK sudah pasti jujur.
Jadi dalam kasus sprindik Anas mestinya Abraham Samad mau
menyerahkan BB-nya (blackberry, red)
untuk diperiksa. Kenapa menolak kalau di dalamnya memang tidak ada masalah.
Sementara KPK menyadap pembicaraan LHI dan Fathanah dan LHI jadi tersangka
karena itu.
Mengapa pimpinan KPK terlihat mandul ketika mengusut kasus
korupsi BLBI dan Bank Century, apakah karena melibatkan SBY dan Boediono?
Ya KPK sudah mirip LSM yang jadi melempem kalau sudah
berurusan dengan pihak-pihak yang terkait founding internasional.
Apakah ada agenda tersembunyi dari pimpinan KPK untuk
menghancurkan suara Partai Islam pada Pemilu 2014 nanti dengan sasaran tembak
awal PKS ?
Kita belum bisa memastikan. Tapi parpol Islam memang harus
siap diserang dengan isu apapun. Nabi Muhammad saw waktu berdakwah di Mekkah
dulu sering diserang dengan berbagai isu sebagai dukun, penyihir, penyair, hingga
orang gila.
Sebagai salah seorang Caleg PBB, apakah Ustad merasa Partai
Islam dan berbasis massa Islam seperti PBB, PPP, PAN dan PKB akan menjadi
sasaran tembak berikutnya dari KPK ?
Pihak yang anti Islam itu akan ada kapan saja dan dimana
saja, sebab ada orang fasik, kafir, dan juga setan masih ada sampai hari
kiamat. Jadi bisa saja mereka membisikkan kepada KPK dan membuat laporan
palsu kepada KPK. Oleh karena itu, kita berharap Bang Abdullah Hehamahua bisa
mengendalikan orang-orang KPK agar jangan sampai kebablasan. Kasus arogansi
mereka yang petentang petenteng mau menyita mobil milik LHI di Kantor DPP PKS
tanpa membawa surat tugas memberikan image buruk pada KPK. Bahwa KPK merasa
diri mereka sebagai The KPK can do
no wrong!
Apakah kasus hukum yang menimpa mantan Presiden PKS LHI ini
merupakah hasil dari operasi intelijen untuk menghancurkan Partai Islam ?
Itu sangat mungkin sekali. Sebab konstelasinya memang
begitu. Sebagai contoh Misbakhun yang pernah menjadi anggota DPR dari FPKS,
begitu vokal untuk mengusut kasus Century langsung dikasuskan dengan LC fiktif
dan harus masuk penjarakan. Siapa yang vokal dan diperkirakan membahayakan
mereka, maka akan dibuat berbagai upaya untuk menterornya, baik dengan perkara
hukum maupun terkait dengan masalah seks. Ada kawan yang menjadi anggota DPRD
DKI Jakarta saja, karena dia seorang ustadz yang vokal, sewaktu kunjungan ke
Jepang, disediakan perempuan di kamar hotelnya. Untung dia langsung pulang
menghindari jebakan berikutnya. Yang seperti ini sudah pernah ditulis dalam
buku Parlemen under
cover.
Mengapa partai-partai sekuler dan nasionalis jarang dijerat
KPK, padahal mereka juga menjadi sarang para koruptor kelas hiu ?
Itu sesuai keperluan, negosiasi, dll.
Sebagai lembaga superbody, apakah seharusnya kekuasaan KPK
dibatasi bahkan dibubarkan saja ?
Seharusnya KPK diisi oleh para ulama bertqwa, tegas, dan
yang tahan uji sehingga mereka betul-betul bekerja membersihkan korupsi dengan
bimbingan Allah SWT. Khalifah Umar bin Abdul Aziz mampu mengatasi kondisi
pejabat negara yang korup hanya dalam tempo dua tahun dan karenanya ekonomi
negara menjadi sangat makmur dan berkah. Tapi masalahnya yang memilih
komisioner KPK khan DPR. Kenapa mereka tidak memilih Abdullah Hehamahuwa yang
sangat faham dan berpengalaman di KPK sebagai ketua KPK? Anda sudah pasti tahu
jawabannya.
Jika KPK sebagai lembaga ad-hoc dibubarkan, apakah perlu ada
lembaga penggantinya yang bersih dari intervensi kekuasaan ?
Memang kalau untuk mengatasi korupsi yang sudah sitemik ini
harus dengan cara yang extra ordinary.
Cara KPK sulit sekali. Faktanya sekian lama kiprah KPK korupsi malah
merajalela.
Kalau di zaman Orla dengan tuduhan kontra revolusi, Orba
subversif dan sekarang korupsi, memang menjadi senjata ampuh untuk membungkam
lawan-lawan politik rezim SBY ?
Ya itu sangat mungkin. Kasus kriminalisasi Prof. Dr. Rokhmin
Dahuri bisa menggambarkan hal itu. Bahkan kasus sprindik Anas sangat terang
benderang bahwa penetapan Anas sebagai tersangka oleh KPK sangat manjur untuk
melengserkan Anas Urbaningrum sebagai Ketum PD untuk digantikan oleh SBY
sendiri. Ini permainan yang sangat kasar.
Sejak Pemilu 1955, suara Partai Islam terus merosot. Mengapa
itu bisa terjadi ?
Ya memang itu terkait dengan kualitas kepemimpinan dan
ideologi yang dibawa parpol Islam. Di zaman Masyumi memang luar biasa kehidupan
ideologi umat. Ini bisa anda baca pada teks-teks pidato tokoh Masyumi di
konstituante. Umat Islam masih semarak di zaman orba bela PPP sebagai
satu-satunya parpol Islam. Para ulama bersatu bela partai berlambang Ka’bah.
Tapi kemudian kaum sekular di Golkar merusak sejumlah Kyai dengan bujukan
materi agar mau masuk Golkar. Di masa reformasi yang harusnya Golkar bubar dan
PPP berkibar, malah nyungsep karena suara PPP terbagi dengan PKB, PAN, PKS,
PBB, PNUI. Jadi kalau PPP, PKS yang kini tengah disembelih, dan PBB yang tidak
dikehendaki KPU keikut sertaannya dalam pemilu 2014, mereka semua kalau gak
melakukan manuver yang membuat umat Islam melek dan percaya kepada kelayakan
mereka sebagai representasi umat Islam, mungkin ketiganya malah terdepak semua
dari Senayan karena angka PT sekarang 3,5% lebih tinggi dari tahun 2009.
Saya lebih percaya dengan politisi PBB Hamdan Zoelva yang kini berkhidmat di
MK, PBB harus menjadi partai yang kanan sekalian, jangan ikut-ikutan ketengah
mengikuti kata-kata dukun politik yang bermantra survey.
Adanya berbagai lembaga survei yang memprediksi suara Partai
Islam akan turun pada Pemilu 2014, apakah itu bisa dipercaya ?
Saya kurang percaya hasil survey tersebut karena survey khan
bisa dipesan. Saya melihat antusias orang kepada salah satu capres syariah kita
Habib Rizieq Syihab dimana-mana luar biasa. Setiap hari saya mendapatkan
dukungan dan pendaftara orang mendaftar jadi relawan capres syariah yang
akan berjuang untuk menjadikan capres syariah sebagai presiden NKRI Bersyariah.
Ini tinggal dimanfaatkan oleh para piompinan parpol Islam untuk mendukung
konsep NKRI bersyariah dan mau mengusung Capres yariah sebagai capres mereka.
Menurut kawan saya seorang wartawan senior, jika PBB yang tahun 2009 lalu tidak
lolos PT sehingga keluar dari Senayan, misalnya dalam pemilu 2014 mengusung
Habib Rizieq sebagai Capres Syariah, bakal masuk melenggang ke Senayan dengan
peroleh Suara bisa mencapai 20%. Sebab pemilu di Indonesia adalah pemilu
tokoh, dan Habib Rizieq adalah tokoh yang fenomenal, walau dimusuhi
media, tapi beliau dan FPInya tetap eksis dan dukungan masyarakat bawah di
desa-desa id seluruh Indonesia. Anda boleh cek kalau habib ceramah,
jamaah yang hadir pasti mencapai ribuan bahkan puluhan ribu.
Sebagai salah seorang Caleg potensial PBB, apakah Ustad
haqqul yaqin masa depan partai Islam di Indonesia akan semakin cerah, apa
indikasinya ?
InsyaAllah bila para aktivis parpol Islam faham bahwa
keberadaan mereka sebagai parpol Islam adalah untuk menerapkan firman Allah SWT
dalam Al quran Surat Ali Imran 104, yakni mengajak umat untuk hidup sesuai
syariah Islam secara kaffah, melakukan amar makruf dan nahi mungkar. Parpol
Islam harus menjadi pihak yang mengontrol masyarakat maupun pemerintah agar
senantiasa melaksanakan kebaikan dan menjauhi kemunkaran. Jangan sampai pemerintah
melakukan tindakan kemungkaran atau melakukan kezaliman, yakni korupsi dan
merampas hak-hak masyarakat seperti menyerahkan sumber air kepada perusahaan
asing. Parpol Islam harus mengontrol agar anggaran ratusan triliun dalam bidang
pendidikan maupun kesehatan agar betul-betul dinikmati masyarakat. Dengan
banyak melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar, insyaallah umat akan
respek kepada parpol Islam karena memperjuangkan aspirasi dan hak-hak umat
Islam. Sedangkan umat indikasinya makin cinta Islam dan syariah bisa kita lihat
pada semangat mereka pergi haji dan umrah yang luar biasa. Juga pengajian dan
penggunaan busana muslimah. Survey pun membuktikan bahwa 70 persen umat ingin
diterapkan syariah itu sudah cukup bagi partai Islam. Yang penting parpol Islamnya
sendiri mau kerja untuk Islam dan kaum muslimin apa tidak?
Apa syaratnya agar umat Islam yang mayoritas ini semakin
mencintai dan memilih Partai Islam pada Pemilu nanti ?
Umat Islam harus merasakan keberadaan Parpol Islam itu
sehari-hari. Jadi para aktivis parpol Islam harus hadir harian di tengah-tengah
umat. Ya setiap hari, bukan hanya pada waktu kampanye, apalagi cuma di
baliho-baliho kayak iklan rokok, itu tidak akan dirasakan
keberadaan parpol Islam secara nyata bagi umat. Nggak ngefek dan hanya buang-buang duit.
Yang penting dalam kehadiran para aktivis parpol Islam di masyarakat itu
membimbing umat agar hidup sesuai petunjuk Al quran dan As Sunnah, sholat
berjamaah bersama mereka, mendengar keluhan dan aspirasi mereka, dan
menyelesaikan problem-problem tersebut sesuai dengan petunjuk syariah. Jadi
tidak harus aktivis parpol itu hadir dengan mambawa sembako atau membangun
masjid. Tapi mereka bisa membcakan Al Quran dengan bacaan yang tartil dan
indah (mujawwadah),
dan bertadarus bersama mereka sehingga umat merasakan indahnya mukjizat Al
Quran dan mendapatkan petunjuk darinya. Aktivis parpol juga mesucikan jiwa
mereka dengan membesihkan jiwa mereka dari noda syirik dan perilaku jahiliyah.
Kalau pun ada problem materiil, aktivis parpol Islam bisa mengusahakan agar
diselesaikan problemnya oleh pihak pemerintah atau kalangan
aghniya.
Jika suatu waktu nanti Partai Islam memenangkan Pemilu dan
berkuasa, apakah Indonesia akan menjadi negara Islam melalui konsep NKRI
Bersyariah ?
Konsep NKRI Bersyariah adalah menjadikan NKRI menerapkan
hukum-hukum syariah yang merupakan hukum Allah Yang Maha Kuasa, tuhan Yang Maha
Esa, sebagai hukum dan perundangan secara formal konstitusional. Caranya
adalah dengan mendekritkan berlakunya syariah dalam seluruh sistem perundangan
kita. Dekrit dikeluarkan oleh Presiden NKRI yang sah. Untuk itulah kita
membentuk gerakan NKRI Bersyariah untuk mengusung tokoh Islam seperti
Habib Rizieq atau yang lain sebagai capres syariah agar didukung mayoritas umat
Islam sebagai presiden NKRI Bersyariah. Semoga Allah memberikan nikmat kepada
bangsa Indonesia dengan tampilnya Presiden NKRI yang mendekritkan syariah
sehingga dengan NKRI Bersyariah negara kita ini benar-benar bisa melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial, sebab hanya dengan diterapkan oleh negara sebagai UU dan kebijakan
pemerintah syariah Islam betul-betul merupakan rahmatan lil alamin secara nyata. Sekaligus ini merupakan
dakwah bil haal bagi orang-orang non muslim di dalam maupun di luar negeri.
(Abdul Halim)
Komentar
Posting Komentar