Langsung ke konten utama

"Sabarlah Yaa Ikhwan..." | kultwit @Fahrihamzah


by @Fahrihamzah


Sabarlah ikhwan, tak perlu kau yakinkan orang bahwa kau benar dan kita orang baik2.

Dan tak perlu bersedih, kau belum apa2 hanya berita di layar kaca. Menangislah dalam sepimu.

Kebenaran takkan mendua, apa yg membuatmu yakin dan tenang adalah kebenaran.

Sebaliknya kegelisahanmu hanya karena kau belum yakin dengan apa yg kau pegang. Kita memegang janji setia.

Sewaktu janjimu diambil kau masih belia. Dan kau yakin bahwa apapun meski langit runtuh kebenaran akan kita pegang.

Waktu mengayunkan kaki kita, dunia makin gelap. Tanda-tanda makin tak jelas. Dan kita ada di dalamnya.

Dan ketika kau tak sadar kadang kau merasa tak lagi murni dan keresahan mulai merogoh hatimu.

Hela nafasmu sejenak ya ikhwan, lagi2 kau sedang diajar makna ikhlas...karena untuk apakah amal dan kerjamu?

Jiwa kita yg diseret dunia bergetah ini adalah jiwa muda yang lentur kadang2 mudah luntur.

Tataplah langit dan gemintang malam ini. Kau pasti tahu bahwa tidak mungkin ini semua main-main. GUSTI ALLAH ORA SARE.

Kita tidak bekerja untuk partai apalagi untuk manusia yg sangat mungkin bersalah.

Kita tidak bekerja untuk kemenangan suara politik yang kadang dapat menjadi awal bencana kemanusiaan

Kita tidak sedang membangun tahta kuasa. Kita sedang membangun kesadaran bahwa ada yg lebih besar dari kekuasaan.

Dan malam ini kau di sentak kembali oleh satu frasa lama: betapa menggodanya orang punya kuasa.

Kekuasan itu kata franklin, adalah pencipta selera yang paling tinggi.semua orang berduyun mengejarnya.

Ada perempuan, ada laki2 dan ada perantara yang membawa uang kemana-mana. Kekuasaan menggelap mata siapa saja.

Orang2 yg sedang menggunakan kekuasaan super body-nya pun menyangka dia telah aman dari fatamorgana ini.

Lihatlah efek kekuasaan pada semua orang yg dangkal akan sama: sombong, sewenang2 dan tak mau mendengar saran.

Kesombongan tak nampak pada bahasa yg keras atau tinggi tapi pada sikap sok tahu dan merasa selalu benar.

Orang2 ini menggunakan kekuasaannya seperti orang kesurupan. Dan mereka menyebut diri mewakili negara menegakkan moral.

Mereka menganggap negara harus selalu benar dan negara harus selalu menang. Karenanya segala cara menjadi benar.

Takkan lama, semua tirani akan mendapat perlawanan sesuci apapun dalih mereka.

Agamapun yg digunakan untuk melanggengkan tiran akan hancur berkeping dan sirna. Apalagi secuil kuasa extra.

Berniatlah kawan, untuk melawan tirani meski itu melekat pada diri kita sendiri meski kita harus mati.

Dan kesabaranmu akan merontokkan topeng2 badut itu sebentar lagi. Asal niatmu benar.

Karena hanya niat yang benar yang membuat kita bertahan dalam perlawanan.

Karena hanya niat yang benar yang dapat membedakan hukum dan balas dendam.

Dan karena hanya niat yg benar yang dapat membuat kita semua selalu siap dengan segala kemungkinan. Sekian.

*https://twitter.com/Fahrihamzah
sumber : *http://www.pkspiyungan.org/2013/05/sabarlah-yaa-ikhwan-kultwit-fahrihamzah.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir di Tengah Pandemi, PKS Majalengka Ajak Masyarakat Berkontribusi

Kepanduan DPD PKS Majalengka memberikan sarapan pagi kepada warga terdampak banjir di Kadipaten, Senin (8/2) Ketua DPD PKS Majalengka Roni Setiawan mengajak para pembaca dan masyarakat berkontribusi dalam membantu musibah banjir yang terjadi hari Ahad (7/2). Sebab di tengah pandemi yang masih terjadi, banjir menjadi musibah baru di Majalengka tahun ini. “Ditengah pandemi yang belum ketahuan ujungnya, kita dilanda musibah banjir khususnya di wilayah Kadipaten dan  Majalengka Utara, Ligung, Jatitujuh, Kertajati, Palasah. Banjir ini memang rutin hampir tiap tahun. Hanya tahun ini saya fikir lebih sedih karena terjadi di tengah pandemi.” ungkapnya dalam pesan singkat kepada media majalengka.pks.id Senin (8/2) pagi. Lebih lanjut Roni berharap kepada siapapun, baik pembaca, netizen dan masyarakat bisa berkontribusi sedikit untuk meringankan beban mereka. “Sehingga kenyataan berat yang dihadapi ini, kiranya pada para pembaca bisa berkontribusi sedikit meringankan beban mereka. Insya Allah...

Ini Alasan 14 Parpol Non Parlemen Dukung Prabowo

Koalisi 14 partai politik non parlemen memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres pada pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang. "Prabowo-Hatta merupakan dua tokoh yang mementingkan rakyatnya sehingga tidak mudah didikte negara lain. Prabowo-Hatta bukan capres boneka," kata Koordinator Nasional Aliansi Relawan Parpol Non-Parlemen Se-Indonesia, Arif Rahman, di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu 4 Juni 2014. Selain itu, koalisi partai ini menyebutkan alasan lain. Menurut mereka, masih diperlukan duet militer sipil untuk memimpin Indonesia. "Untuk memimpin Indonesia, duet militer sipil masih dibutuhkan. Ini sesuai tantangan nasional dan internasional," ujar Arif Rahman. Selain itu, koalisi ini juga sepakat pasangan Prabowo-Hatta sebagai pasangan yang ideal dengan latar belakang yang jelas. Keduanya sosok yang mumpuni untuk memimpin bangsa ini. "Pak Prabowo orang yang tegas dengan latar belakangn...

Prabowo “Indonesia Harus Bangkit menjadi Negara Terhormat.”

BERGELORA. Capres Prabowo membakar semangat puluhan ribu pendukung yang memadati lapangan GGM Majalengka. MAJALENGKA – Calon Presiden Nomor urut SATU, Prabowo Subianto kampanye terbuka di lapangan Gelanggang Generasi Muda (GGM) Majalengka, Jum’at (27/8) sore. Dalam orasi politiknya dihadapan puluhan ribu masa yang hadir memadati lokasi kampanye, prabowo memaparkan beberapa strategi politik. Disampaikan prabowo, bangsa Indonesia harus bangkit menjadi negara terhormat di mata dunia. Pasalnya negara ini merupakan negara kaya khususnya sumber daya alam (SDA). Hal ini diakui oleh sejumlah tokoh ekonomi dunia dan perusahaan terbesar di dunia. “tokoh-tokoh ekonomi dunia dan perusahaan terbesar di dunia menyatakan bahwa negara kita adalah negara terkaya kelima di dunia. Terutama dari segi sumber daya alam. Tetapi sangat disayangkan penggunaan kekayaan ini tidak mengalir ke rakyat.”jelas Prabowo.   Letjen Komando pasukan khusus (kopassus) tahun 1996-1998 ini mengakui,...