Kejernihan
dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala dirinya ditimpa kritik,
celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan imannya,
niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan sibuk menganiaya diri sendiri
dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan.
Mungkin dengan cara mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari
dalih membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya akan
membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.
Lain
halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika
datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun,
dia tetap tegar, teguh, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati
karena yakin betul bahwa semua musibah, fitnah dan kritikan yang menimpanya
tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah Azza wa Jalla.
Saya
jadi teringat bagaimana keindahan akhlak Rasulullah, saat seorang pengemis buta
menghina dan mengejek dirinya. Rasulullah malah membalasnya dengan kelembutan
penuh cinta, bahkan ialah yang sabar dan rutin melembutkan makanan dan
menyuapkannya kepada si pengemis buta itu. Aduhai begitu rindu diri ini akan
sosokmu ya Habibullah.
Allah
tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan memberitahunya
dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendaki-Nya. Terkadang
terbentuk nasehat yang halus, adakalanya lewat obrolan dan guyonan seorang
teman, bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun
bisa muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh,
atau siapa saja. Terserah Allah.
Jadi,
kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan
keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar
syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji mereka sudi meluangkan waktu
memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di
akhirat kelak. Senada dengan yang di lakukan Hasan Al-Bashri, seorang tabi’in
berhati mulia. Ia selalu mengirimkan sekeranjang kurma untuk para pengunjingnya
dengan kartu ucapan “Terimakasih atas gunjinganmu yang membuat pahalamu
berpindah padaku”. Aduhai, siapa yang tak berhenti menggunjing kalau begini
caranya?.
Karenanya,
jangan aneh jika kita saksikan para petinggi dan kader PKS yang ketika dihina
dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan.
Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, tersenyum,
memaafkan dan bahkan mengirimkan untaian do’a sebagai tanda terima kasih atas
pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh mereka yang
berada di partai ini, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh
orang-orang yang tidak menyukainya.
Para
kader PKS menyadari bahwa PKS bukan kumpulan malaikat melainkan kumpulan
manusia biasa, yang tak luput dari salah dan dosa, sehingga harus senantiasa
waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan
berbagai bentuk. Bagi para kader bentuk kritik yang manapun datang kepada
PKS, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan PKS
dihadapan siapapun, Karena, sesungguhnya kemuliaan dan keridhaan-Nyalah yang
menjadi penentu itu.
Allah
SWT berfirman, “Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan mereka.
Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. Yunus [10] : 65)
Kader-kader
PKS ingin membalas benci dengan cinta, membalas cacian dgn pujian. membalas
fitnah dengan kerja nyata. Bagi kader PKS terlalu banyak CINTA di partai ini,
terlalu banyak sehingga tidak ada tempat bagi kebencian.
Ingatlah
wahai saudaraku, walaupun bergabung jin dan manusia menghina partai ini, kalau
Allah menghendaki kemuliaan kepada partai ini, maka tidak akan membuat citra
partai ini menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang
mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah dan
iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan
takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya.
Naudzubillaah!!!
Sebagaimana Allah Azza wa Jalla telah berfirman, “Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 26)***
Salam
Cinta PKS untukmu Indonesia
Cinta|
Kerja| Harmoni
Menuju
3 Besar PKS Bekerja untuk Indonesia
Ruang
Inspirasi
-Aliya
Zahra- | @ArniSmart
0 Response to "PKS Menghadapi Hujatan dengan Cinta"
Posting Komentar