Langsung ke konten utama

Apa Makna Jama’ah?



Oleh: Cahyadi Takariawan

Aku ingin menggambarkan makna jama’ah dengan sangat sederhana. Bukan dengan dalil-dalil, karena itu sudah sangat banyak dijelaskan para ulama dan para ustadz. Namun dengan hal-hal praktis yang kita lakukan dalam kehidupan keseharian. Hal-hal mudah yang bisa kita aplikasikan dalam kegiatan.

Dalam Skala Personal

Engkau adalah seorang kader dakwah, seorang aktivis. Dalam dirimu teramat banyak potensi yang Allah berikan, alhamdulillah. Dengan berbagai potensi itu engkau bisa melakukan banyak hal, teramat sangat banyak hal. Engkau bisa mengundang banyak orang untuk datang menghadiri kegiatanmu, engkau bisa mengumpulkan banyak khalayak untuk memenuhi undanganmu. Engkau bisa menggelar ribuan acara dengan nama dan potensimu. Engkau bisa mengatakan, “Sendiri saja, aku bisa melakukan semua ini”.

Memang bisa, dan sangat mudah bagimu.

Namun itu bukan jama’ah. Yang disebut jama’ah adalah ketika engkau tidak bekerja sendirian, kendati engkau sendiri mampu melakukan itu. Yang disebut jama’ah adalah ketika engkau tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, kendati engkau sendiri yakin bisa melakukan itu; oleh karenanya engkau memerlukan kebersamaan untuk mengemban amanah dakwah.

Yang disebut jama’ah adalah ketika engkau menjadi satu bagian yang utuh dari sebuah kebersamaan, kendati engkau merasa lebih leluasa bekerja sendirian. Yang disebut jama’ah adalah ketika ada visi jama’i, ada manhaj, ada khuthuwat, ada baramij, yang kesemuanya merupakan produk kolektif, bukan produk individu, kendati engkau bisa membuat itu semua sendirian.

Pada Struktur Ranting

Pada struktur lembaga dakwah di tingkat ranting, aku sangat yakin bahwa para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat ranting. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti.

Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat ranting bisa mengatakan, “Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat cabang. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur cabang”.

Memang bisa, dan sangat mudah bagimu.

Namun itu bukan jama’ah. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur ranting selalu berkoordinasi dengan cabang, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur ranting tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur cabang, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian.

Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur ranting menjadi bagian yang utuh dari struktur cabang, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari cabang. Yang disebut jama’ah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur cabang dengan struktur ranting. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur cabang dengan ranting. Karena sesungguhnya tidak artinya cabang ketika tidak ada ranting, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jama’ah.

Pada Struktur Cabang

Pada struktur lembaga dakwah di tingkat cabang, aku sangat yakin bahwa para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat cabang. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti.

Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat cabang bisa mengatakan, “Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat daerah. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur daerah”.

Memang bisa, dan sangat mudah bagimu.

Namun itu bukan jama’ah. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur cabang selalu berkoordinasi dengan pengurus daerah, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur cabang tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur daerah, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian.

Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur cabang menjadi bagian yang utuh dari struktur daerah, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari pengurus daerah. Yang disebut jama’ah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur daerah dengan struktur cabang. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur daerah dengan cabang. Karena sesungguhnya tidak artinya daerah ketika tidak ada cabang, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jama’ah.

Pada Struktur Daerah

Aku juga sangat yakin, pada struktur lembaga dakwah di tingkat daerah, para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat daerah. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti.

Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat daerah bisa mengatakan, “Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat wilayah. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur wilayah”.

Memang bisa, dan sangat mudah bagimu.

Namun itu bukan jama’ah. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur daerah selalu berkoordinasi dengan pengurus wilayah, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur daerah tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur wilayah, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian.

Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur daerah menjadi bagian yang utuh dari struktur wilayah, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari pengurus wilayah. Yang disebut jama’ah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur wilayah dengan struktur daerah. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur wilayah dengan daerah. Karena sesungguhnya tidak artinya wilayah ketika tidak ada daerah, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jama’ah.

Pada Struktur Wilayah

Aku sangat yakin, pada struktur lembaga dakwah di tingkat wilayah, para aktivis yang berada dalamnya memiliki potensi yang luar biasa hebat. Mereka bisa melakukan sangat banyak aktivitas dakwah di tingkat wilayah. Mereka melakukan koordinasi, konsolidasi juga ekspansi. Mereka menggelar program dan kegiatan setiap hari. Mereka melakukan berbagai inovasi dakwah tiada henti.

Mereka menyelenggarakan berbagai kegiatan besar dan mampu menghimpun sangat banyak kalangan. Pada titik ini, struktur dakwah tingkat wilayah bisa mengatakan, “Kami bisa berjalan sendiri, tanpa perlu struktur dakwah di tingkat pusat. Toh nyatanya selama ini kami memang telah berjalan sendiri tanpa didampingi struktur pusat”.

Memang bisa, dan sangat mudah bagimu.

Namun itu bukan jama’ah. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur wilayah selalu berkoordinasi dengan pengurus pusat, kendati mereka merasa mampu melakukan semua kegiatan itu secara mandiri. Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur wilayah tidak menjalankan semua agenda dakwah sendirian, dan merasa tidak memerlukan struktur pusat, kendati memang mampu menjalankan semuanya sendirian.

Yang disebut jama’ah adalah ketika struktur wilayah menjadi bagian yang utuh dari struktur pusat, kendati mereka merasa lebih leluasa bekerja mandiri, tanpa intervensi apapun dari pengurus pusat. Yang disebut jama’ah adalah ketika ada arahan, supervisi, koordinasi, dan konsolidasi struktur pusat dengan struktur wilayah. Ketika ada kebersamaan yang harmonis antara struktur pusat dengan wilayah. Karena sesungguhnya tidak artinya pusat ketika tidak ada wilayah, dan begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut jama’ah.

Inilah Jama’ah


Ya, inilah bangunan jama’ah itu. Ketika semua bagian saling terkait, saling menyatu, saling menjadi bagian utuh dengan bagian lainnya. Setiap bagian sama pentingnya, seperti kita memahami bagian manakah yang penting dari mobil. Roda sama pentingnya dengan kemudi, rem sama pentingnya dengan gas, oli sama pentingnya dengan bahan bakar. Semua bagian menjadi pembentuk bangunan utuh dari jama’ah. Jika berkurang satu bagian, akan berdampak secara sistemik bagi kegiatan dan kehidupan jama’ah.

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam” (HR. Muslim).

Semua dari kita memiliki potensi dan kemampuan yang hebat, alhamdulillah. Namun sehebat apapun potensi itu, menjadi kurang bermakna ketika tidak diwadahi jama’ah. Engkau mungkin kurang sabar dalam mengikuti ritme hidup berjama’ah, karena ada aturan, ada panduan, ada pedoman, ada keputusan yang harus dilakukan. Engkau mungkin merasa bosan dengan berbagai agenda hidup berjama’ah yang tampak lamban, padahal engkau bisa melakukan berbagai hal lebih cepat.

Memang bisa, dan sangat mudah bagimu.

Namun itu bukan jama’ah. Karena jama’ah artinya keterpaduan, kesatuan, keharmonisan, kebersamaan, kesediaan, kerelaan, empati, dan keteraturan. Karena jama’ah artinya perencanaan. koordinasi, konsolidasi, pengaturan, manajemen, komando, pengawasan serta evaluasi. Karena jama’ah artinya penyatuan hati, perasaan, pikiran, dan kegiatan. Karena jama’ah artinya kasih sayang, kelembutan, ketegasan, kedisiplinan dan keserasian.

Karena jama’ah artinya cinta.

nDalem Mertosanan, 6 Januari 2012


*) http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=2053

*posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banjir di Tengah Pandemi, PKS Majalengka Ajak Masyarakat Berkontribusi

Kepanduan DPD PKS Majalengka memberikan sarapan pagi kepada warga terdampak banjir di Kadipaten, Senin (8/2) Ketua DPD PKS Majalengka Roni Setiawan mengajak para pembaca dan masyarakat berkontribusi dalam membantu musibah banjir yang terjadi hari Ahad (7/2). Sebab di tengah pandemi yang masih terjadi, banjir menjadi musibah baru di Majalengka tahun ini. “Ditengah pandemi yang belum ketahuan ujungnya, kita dilanda musibah banjir khususnya di wilayah Kadipaten dan  Majalengka Utara, Ligung, Jatitujuh, Kertajati, Palasah. Banjir ini memang rutin hampir tiap tahun. Hanya tahun ini saya fikir lebih sedih karena terjadi di tengah pandemi.” ungkapnya dalam pesan singkat kepada media majalengka.pks.id Senin (8/2) pagi. Lebih lanjut Roni berharap kepada siapapun, baik pembaca, netizen dan masyarakat bisa berkontribusi sedikit untuk meringankan beban mereka. “Sehingga kenyataan berat yang dihadapi ini, kiranya pada para pembaca bisa berkontribusi sedikit meringankan beban mereka. Insya Allah...

Ini Alasan 14 Parpol Non Parlemen Dukung Prabowo

Koalisi 14 partai politik non parlemen memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres pada pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang. "Prabowo-Hatta merupakan dua tokoh yang mementingkan rakyatnya sehingga tidak mudah didikte negara lain. Prabowo-Hatta bukan capres boneka," kata Koordinator Nasional Aliansi Relawan Parpol Non-Parlemen Se-Indonesia, Arif Rahman, di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu 4 Juni 2014. Selain itu, koalisi partai ini menyebutkan alasan lain. Menurut mereka, masih diperlukan duet militer sipil untuk memimpin Indonesia. "Untuk memimpin Indonesia, duet militer sipil masih dibutuhkan. Ini sesuai tantangan nasional dan internasional," ujar Arif Rahman. Selain itu, koalisi ini juga sepakat pasangan Prabowo-Hatta sebagai pasangan yang ideal dengan latar belakang yang jelas. Keduanya sosok yang mumpuni untuk memimpin bangsa ini. "Pak Prabowo orang yang tegas dengan latar belakangn...

Prabowo “Indonesia Harus Bangkit menjadi Negara Terhormat.”

BERGELORA. Capres Prabowo membakar semangat puluhan ribu pendukung yang memadati lapangan GGM Majalengka. MAJALENGKA – Calon Presiden Nomor urut SATU, Prabowo Subianto kampanye terbuka di lapangan Gelanggang Generasi Muda (GGM) Majalengka, Jum’at (27/8) sore. Dalam orasi politiknya dihadapan puluhan ribu masa yang hadir memadati lokasi kampanye, prabowo memaparkan beberapa strategi politik. Disampaikan prabowo, bangsa Indonesia harus bangkit menjadi negara terhormat di mata dunia. Pasalnya negara ini merupakan negara kaya khususnya sumber daya alam (SDA). Hal ini diakui oleh sejumlah tokoh ekonomi dunia dan perusahaan terbesar di dunia. “tokoh-tokoh ekonomi dunia dan perusahaan terbesar di dunia menyatakan bahwa negara kita adalah negara terkaya kelima di dunia. Terutama dari segi sumber daya alam. Tetapi sangat disayangkan penggunaan kekayaan ini tidak mengalir ke rakyat.”jelas Prabowo.   Letjen Komando pasukan khusus (kopassus) tahun 1996-1998 ini mengakui,...