Oleh : Emy Hajar Abra (Kompasianer) |
Menurut hemat penulis, sekalipun tema tersebut tepat namun sayangnya
terlampau luas untuk dijadikan pembahasan, bagaimana tidak Karni selaku
moderator dalam sesi pertamanya justru melontarkan beberapa pertanyaan
yang sekali lagi tidak fokus namun seakan-akan hanya menjadikan PKS
sebagai obyek untuk membayar ketidakhadirannya dalam ILC beberapa minggu
yang lalu.
Karena kalau memang yang akan dibahas adalah BBM, maka yang akan
dijadikan big point adalah BBM itu sendiri, dengan mengundang semua
pakar dan salah satunya PKS, bukan justru yang terjadi sebaliknya PKS
yang menjadi titik pangkal, dan BBM hanya seperti pemanis semata,
sekalipun PKS adalah koalisi namun sedari awal sikap PKS sudah
menunjukkan sikapnya tentang kenaikan BBM. toh tentang kenaikan BBM
bukan hanya tentang PKS semata namun tentang semua partai yang terlibat
atas nama rakyat.
Beberapa bulan ini memang PKS menjadi issu yang terus dimainkan media,
yang juga direspon beragam oleh masyarakat, oleh karena itu wajar saja
jika kemudian PKS menjadi tidak menarik pembahasannya. maklum saja
karena partai ini mengusung islam sebagai landasannya sehingga para
pihak dengan gampang jika ingin melemparnya dengan kalimat-kalimat
beragam yang menyudutkan walau memang lebih mudah juga terbantahkan.
Judul “PKS melawan” kemudian oleh penulis disempurnakan menjadi
“KEBIJAKAN MENYIMPANG PKS MELAWAN”, adalah lebih jelas dari pada
ketidakjelasan fokus yang diambil oleh ILC.
Sewajarnya, jika seseoarang diam namun terus dinjak-injak dan menjadi
tidak diperlakukan dengan baik atas hasil kerjanya, maka LAWAN adalah
jawabnnya., bahkan cendrung kepada KEWAJIBAN untuk melawan dengan cara
yang santun dan cerdas, bukan justru dengan politik kotor dan terkesan
kerdil dalam permainannya.
Kasus LHI dari awal skenario sampai pada aset yang disita bahkan yang
dicari-cari dari beberapa tahun silam yang tidak jelas koneksitasnya,
sampai pada issu pembubaran partai dan sekarang tentang kasus BBM,
memang sudah sepantasnya PKS bersikap dengan cara yang tepat yakni
LAWAN.
Lihat saja “taring” KPK hanya terlihat tajam pada PKS, ada apa ini?,
sedangkan kasus-kasus lainnya hanya dimasak setengah matangpun tidak.
bahkan yang terungkap beberapa waktu lalu, KPK justru “bermain-main”
dengan hak wewenang mereka atas kasus-kasus tersebut.
Maka atas semua kejadian dan kasus yang menimpa PKS, sekali lagi PKS
bukan menghindar ketika salah, membantah ketika salah, menjauh ketika
salah, namun PKS adalah kewajiban baginya untuk mendudukan masalah dan
issu serta menanggapi atas semua PENYIMPANGAN yang telah terjadi. dan
ketika salah maka PKS akan bersikap dengan jauh lebih terhormat dan
mendidik.
Berapa banyak fitnah yang ditebarkan, berapa banyak juga kekejian yang
dimainkan, namun PKS diam, sayangnya sekali PKS LAWAN,rupanya PKS tetap
menjadi sorotan. ada apa dengan PKS?, Sebegitu krusialkah sehingga
membuat banyak kalangan tertarik untuk mengangkatnya ke permukaan.
Diam memang baik, namun jika terus diam dan terus pula dipermainkan,
maka LAWAN adalah kewajiban tiap orang dengan cara yang elegan.
Tulisan ini memang bukan membahas teoritis tentang dampak kenaikan BBM,
namun kalimat yang lontarkan oleh Ruhut bahwa “rakyat tidak peduli
tentang harga BBM yang penting BBM itu ada”,adalah BOHONG dan
menyakitkan bagi rakyat, karena dampak kenaikan adalah dampak yang akan
berketerusan untuk semua bahan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat.
(Kompasiana)
0 Response to "Kebijakan Menyimpang, PKS Melawan"
Posting Komentar